Sabtu, 15 Oktober 2011

modelkonseling transaksional

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Konseling merupakan serangkaian kegiatan yang memberikan bantuan dari seorang yang mengalami masalah tertentu. Dalam pelaksanaan konseling langkah yang digunakan tidak selalu sama, melainkan sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam proses konseling itu sendiri. Oleh karena itu, dalam makalah singkat ini penulis menyajikan salah satu model konseling yang dapat digunakan dalm pelayanan konseling, yaitu model koseling dengan pendekatan analisis transaksional. Yang dapat dipraktekan dalam menghadapi klien yang mengalami permasalahan-permasalahan transaksi antar individu
B.   Rumusan Masalah
Topik yang ingin dibahas dalam makalah ini adalah
1.    Apa itu konseling analisis transaksional?
2.    Kepribadian manusia dilihat dari segi transaksi?
3.    Bentuk-bentuk transaksi?
4.    Tujuan konseling analisis transaksional?
5.    Kekuatan dan kelemahan konseling transaksional?
C.   Tujuan Dan Manfaat
Makalah ini ditulis untuk  melihat fdan menggambarkan bentuk konseling transaksional ini. Dan dapat dimanfaatkan oleh para pembaca sebagai bahan ajaran dan pertimbangan dalam penerapan model konseling yang dibahas dalam makalah ini.









BAB II
KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL (KONSTRAN)
A.     Pengantar Konseling Analisis Transaksional
Kata transaksi asalah proses pertukaran. Dalam komunikasipun dikenal transaksi, dan yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional (AT) sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi, siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan.
Eric Berne dalam bukunya yang berjudul Games People Play, sebagaimana yang dikutip Thomas A.Harris, mendefinisikan transaksi sebaga  hubungan sosial. Jika dua orang atau lebih saling bertemu, cepat atau lambat salah seorang dari mereka akan berbicara, atau memberikan beberapa indikasi lain yang mengakui kehadiran orang lain itu. Ini disebut stimulus transaksional. Orang lain tersebut kemudian akan berkata atau melakukan sesuatu yang sedikit banyak ada hubungannya dengan stimulus itu, dan ini disebut tanggapan transaksional.
Jadi Analisis transaksional (AT) merupakan salah satu pendekatan psikoterapi yang menekankan pada hubungan interaksional dan dapat digunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. AT ini berbeda dengan sebagian besar terapi lain karena merupakan suatu terapi kontraktual dan desisional, artinya melibatkan kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses terapi, dan berfokus pada putusan-putusan yang dibuat oleh klien dan menekankan kemampuan klien untuk membuat putusan-putusan baru.
AT menekankan aspek-aspek kognitif, rasional dan behavioral tentang kepribadian serta berorientasi pada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat keputusan-keputusan dan rencana baru bagi kehidupannya. AT terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian yang diterapkan melalui proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan interaksi manusia yang tergambar dalam wacana analisis transaksional. Dalam hal ini manusia diyakini sanggup melampaui pengkondisian dan pemprogaman awal. Itu artinya AT mempercayai kesanggupan individu untuk tampil di luar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan tingkah laku yang baru. Meskipun demikian, menurut Berne, hanya sedikit orang yang sampai pada kesadaran akan perlunya menjadi otonom karena “manusia dilahirkan bebas, tetapi salah satu hal yang paling pertama dipelajarinya adalah berbuat sebagaimana diperintahkan, dan manusia menghabiskan sisa hidupnya dengan berbuat seperti itu”. Hal ini disebabkan adanya ego orang tua (akan dibahas lebih mendalam selanjutnya) yang ada dalam diri setiap manusia masing-masing.

B.      Pandangan Tentang Manusia
            Teori ini berpandangan bahwa manusia dapat ditingkatkan, dikembangkan dan diubah secara langsung melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahkan menyenangkan. Secara keseluruhan dasar filosofis analisis transaksional bermula dari asumsi bahwa semuanya OK, artinya bahwa setiap individu perilakunya mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dalam berhubungan dengan orang lain, sikap yang menunjukkan sangat perhatian dan mengayomi lawan bicaranya, mengundang individu lain untuk senang, dan saling mengisi, didalam dasar teori dan praktek analisis transaksional disebut I’m OK and you’re OK. Teori analisis transaksional mendasarkan pada decisional model, artinya setiap individu belajar perilaku yang spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam menghadapi hidup dan kehidupannya. Meskipun sewaktu masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang tuanya atau orang lain akan tetapi individu memutuskan sesuatunya secara khas.

C.      Struktur Kepribadian
Sumber dari tingkah laku seseorang individu datang dari bagaimana individu tersebut mengolah informasi dan reaksi yang diberikannya, yang disebut Ego States atau status ego (Dewa Ketut Sukardi. 1984:207).
Status ego ini terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang membekas pada dirinya sejak masih kecil. Pengalaman tersebut dapat berwujud pendapat, pandangan sikap, perilaku baik dari orang tuanya, orang dewasa dan orang-orang lain ataupun tokoh-tokoh yang dianggap penting sewaktu masa kanak-kanak dan pengalaman-pengalaman tersebut betul-betul melekat pada dirinya.
1) Status Ego Anak
Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang individu lakukan pada waktu masih kecil, maka individu tersebut dalam status ego anak. Setiap individu akan mempunyai pengalaman dan masa kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk setiap individu akan berbeda. Status ego anak dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu:
- Anak yang menyesuaikan atau adapted child (AC)
Anak yang menyesuaikan diwujudkan dengan tingkah laku yang dipengarui oleh orang tuanya. Hal ini dapat menyebabkan anak bertindak sesuai dengan keinginan orang tuanya seperti penurut, sopan dan patuh, sebagai akibatnya anak akan menarik diri, takut, manja, mengeluh, dan kemungkinan mengalami konflik.
- Anak yang wajar atau natural child (NC)
Anak yang wajar akan terlihat dalam tingkah lakunya seperti lucu, tergantung, menuntut, sikap ingin tahu, egois, agresi, kritis, spontan, tidak mau kalah, kreatif, dan pemberontak.
2) Status Ego Dewasa
Jika individu bertingkah laku secara rasional, melakukan testing terhadap realita, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa. Pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan antara individu yang satu dengan yang lain berbeda, mengakibatkan status ego dewasa juga berbeda.
Menurut Berne karakter ego ini ada didalam diri setiap orang yang tercermin dalam sikap yang umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya.


3) Status Ego Orang Tua
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dikatakan dalam status ego orang tua. Oleh karena setiap individu mempunyai pengalaman pendidikan, sikap, pandangan dan pendapat yang khs dari kedua orang tuanya, maka setiap individu akan berbeda status ego orang tuanya.
Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya. Ada dua bentuk sikap orang tua, yaitu:
- Orang tua yang mengkritik-merugikan atau critical parent (CP)
Ditunjukkan dengan sikap yang selalu menuduh, mencela, suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka dan suka melarang.
- Orang tua yang sayang atau nurturing parent (NP).
Merupakan suatu sikap yang positif, misalnya menasihati orang lain, memberi semangat, memberikan pertimbangan, menerima, memberikan rasa aman, menghargai, penuh perhatian, memberikan hiburan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik.
Ketiga sikap ego state ibarat rekaman yang selalu diputar-putar bagai piringan hitam dan terus bernyanyi berulang-ulang di saat dikehendaki dan dimungkinkan. Karenanya sering kita berkata : si A sangat dewasa; si B kekanak-kanakan; atau si C sok tua, mengajari/menggurui.

D.     Motivasi Hidup
Dalam penddekatan analisis transaksional dikenal istilah stroke, stroke merupakan bentuk perhatian. Menurut Eric Berne stroke dibedakan menjadi dua yaitu stroke positif dan strike negatif.
a.    Stroke positiv
Merupakan segala bentuk perhatian yang secara langsung memperkuat motivasi dan kegairahan dalam hidup yang diperoleh seseorang dalam awal hidupnya, misalanya; belaian, ciuman, senyuman, tepepukan,elusan dan sebagainya. Selanjutnya stroke mengalami perubahan serta adanya perpaduan dengan rasio, misalnya bentuk piagam yang diperoleh. Bentuk stroke ini membuat seseorang merasa dihargai dan diperhatikan.
b.    Stroke negatif
Merupakan suatu bentuk stroke yang menunjukan pandangan yang mengecewakan atau menyesali, pukulan, tamparan yang secara fisik, kata-kata kasar, mengkritik, sikap acuh tak acuh, menghiba, membalas dan sebagainya. Dan suatu perhatian negatif yang bersifat lebih formal adalah surat peringatan, nilai merah pada raport, dan sebagainya. Stroke yang negatif ini pada umumnya membuat orang merasa tidak dihargai, tidak berarti, tidak bernilai dalam hidup dan memungkinkan timbulnya sikap yang defensife untuk mempertahankan diri pada seseorang.
E.      Jenis-Jenis Transaksi
Dalam analisis transaksional, ada tiga macam transaksi yaitu transaaksi komplementer  (searah), crossed (silang) dan transaksi urterior (terselubung)
1.    Transaksi searah
Dalam transaksi ini terjadi secara kontinyu stimulus-respon-stimulus dan seterusnya, sehingga dapat memunculkan sustu maslah karena setiap pelakunya terikat pada satu peran tertentu. Transaksi ini biasanya terjadi antara dua status ego yang berpasangan dalam situasi keadaan yang tepat.
2.    Transaksi silang
Transaksi ini muncul apabila respon terhadap suatu stimulus tidak seperti yang diharapkan. Transaksi ini cenderung tidak produktif karena seringkali pembicaraan terputus ditengah jalan.
3.    Transaksi terselubung
Transaksi ini terjadi jika antara dua status ego beroperasi bersama-sama dan ada campuran beberapa sikap di antara kedua pribadi sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Biasanya dapat dirasakan -meliputi sikap dewasa di arahkan ke dewasa, akan tetapi menyembunyikan suatu pesan yang sebenarnya.



F.       Perkembangan Kepribadian Yang Sehat
Dalam pandangan teori ini keribadian individu yang sehat adalah sebagai berikut;
a.    Memiliki posisi kehidupan I’M ok – You ‘re OK
Yaitu berpandangan positif terhadap diri sendiri dan orang lain serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi
b.    Status ego berfungsi secara tepat
Mampu memfungsikan ketga status secara tepat dan sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi

G.     Perkembangan Kepribadian Abnormal
Kepribadian yang dipandang tidak normal menurut teori ini adalah sebagai berikut;
a.    Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re OK
Individu yang merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini merupakan posisi yang paling umum yang biasa disebut depresif. Individu merasa bersalah, inferior, depresi, ketidakpercayaan dan rasa takut.

b.    Posisi kehidupan I’am OK – You ‘re not OK
Yaitu individu yang membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa superior, merasa mempunyai hak untuk mempergunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya.

c.    Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re not OK
yaitu individu yang merasa dirinya merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya.
d.    Kontaminasi status ego
Yaitu individu tidak jelas batasan antara status ego yang domilikinya. Status ego yang muncul ketika bertransaksi dengan keadaan tertentu tidak jelas.
e.    Eksklusi (batas status ego yang kaku)
Yaitu individu yang kemunculan status egonya tersebut hanya cenderung pada satu status ego saja, walaw dalam kondisi yang berbeda-beda.
H.     Tujuan Dan Proses Konseling
Menurut Eric Berne 1966 (Dewa Ketut Sukardi 1984:223), mengemukakan empat tujuan yang ingin dicapai dalam konseling  analisis transaksional, yaitu:
1.    Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi status ego yang berlebihan.
2.    Konselor membantumengembangkan kapasitas diri klien dalam menggunakan semua status egonya yang cocok, mencakup memperoleh kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus diantara status egonya.
3.    Konselor berusaha membantu klien dalam mengembangkan seluruh status ego dewasanya. Penembangan ini pada hakikatnya adalah menetapkan pikiran dan penalaran individu, untuk itu individu membutuhkan kemampuan serta kapasitas yang optimal dalam mengatur hidupnya sendiri.
4.    Konselor membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru yang lebih produktif.

I.        Teknik-Teknnk Konseling
Dalam penerapan konseling analisis transaksional, hal yang pertama dilakukan konselor adalah membut suatu kontrak dengan klien. Kontrak ini sebagai suatu usaha klien untuk mengadakan proses konseling analisis transaksional.
Dursi & Steiner : 1971 (dewa ketut sukardi:1984), menyatakan syarat yang harus dipenuhi dalam kontrak, diantaranya:
a.    Konselor dan klien harus memulai transaksi dewasa-dewasa, serta ada kesepakatan dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai.
b.    Kontrak harus mempertimbangkan hal berikut:
1.    Konselor memberikan layanan pada klien secara profesional
2.    Klien memberikan imbalan jasa pada konselor  dan menanda tangani serta menjalani isi kontrak.
c.    Kontrak sebagai suatu kompetensi antara konselor dengan klien. Konselor harus memiliki kecakapan untuk membantu klien dan klien harus cukup umur dan matang untuk memasuki suatu kontrak.
d.    Tujuan kontrak harus sesuai dengan kode etik konseling
Teknik pelaksanaan konseling
Pelaksanaan teknik konseling analisis transaksional, dilakukan dalam beberapa tahap diantaranya; tahap struktural, analisis transaksional, analisis naskah, dan analisis mainan.
(a)  Analisis struktural
Pada lankah ini konselor berupaya menganalisis struktur kepribadian yang sesuai dengan ketiga status ego yang telah dikemukakan sebelumnya. Semua status ego adalah kondisi psikis yang normal, setiap status ego memiliki kekhasannya masing-masing. Pada status ego anak terdapat intuisi, kreatifitas, dan kegembiraan, pada status ego sewasa diperlukan untuk kelangsungan hidup sedanmgkan pada status ego orang tua bermanfaat dalam mendidik, memberi petunjuk, dan pengarah.
        Jadi ketiga status ego penting dalam kehidupan seseorang , jika salah satu saja yang terganggu maka perlu penataan agar kehidupan lebih seimbang dan sehat, karena tidak kelengkapan ststus ego hidup akan membosankan,menjenuhkan dan tidak menggairahkan.
Tahap ini merupakan proses pendekatan konseling analisis transaksional yang ditekankan pada pengembangan pemahaman klien untukmengikat transaksi yang normal.
(b)    Analisis transaksional
Bagaimana cara mengetahui sikap ego yang dimiliki setiap orang? Berne mengajukan empat cara, yaitu :
1. Melihat tingkah laku nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Di samping nonverbal ada verbal, misalnya pilihan kata, umumnya tingkah laku melalui komunikasi verbal dan nonverbal muncul sekaligus bersama-sama.
2. Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu sikap dapat dilihat kalau A sangat menggurui orang lain maka A sangat dikuasai oleh sikap orangtua dalam hal ini critical parent. Si B suka ngambek maka B dikuasai oleh sikap anak. Si C suka bertanya dan mencari fakta-fakta atau latar belakang suatu kejadian maka ia dikuasai oleh sikap dewasa.
3. Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat misalnya dalam ungkapan: buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara berbicara, gerak-gerik nonverbal mengikuti cara yang dilakukan ayah dan ibunya yang anda kenal.
4. Mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa, ataupun anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang.
(c)    Analisis permainan
Game menurut eric berne  merupakan suatu rangkaian transaksi terselubung yang berulang menuju pada hasil psikologis yang nyata yang telah dapat diduga sebelumnya.
Tiga unsur penting  dalam suatu game, diantaranya:
1.    Transaksi yang berjalan seperti biasa dan wajar
2.    Dalam transaksi ada maksud yang terselubung / tersirat
3.    Adanya imbalan
Peranan konselor dalam analisa mainan, apabila klien benar-benar bermotivasi untuk memperbaiki sikap, sifat maupun kebiasan yang perlu diperbaiki dan membutuhkan bantuan konselor.
(d)    Analisis naskah
Analisa naskah terjadi sejak dalam asuhan orang tua, pada masa ini terjadi transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. Dan pada akhirnya terbentuk suatu tujuan hidup dan rencana hidup (script atau naskah)
J.        Kekuataan Dan Kelemahan Konseling Analisis Transaksional
1.    Kekuatan konseling analisis transaksional
Konseling transaksional dapat dipergunakan apabila konselor menguasai beberapa permainan yang dipakai dalam analisis transaksional. Konselor harus mampu menganalisa jenis transaksi dalam berkomunikasi dan menganalisa jenis permainan yang dimainkan oleh konseli untuk menetahui jenis ego yang  dipakai konseli dalam bertransaksi. Berarti konselorharus menguasai teknik dan metode yang dipakai dalam konseling  transaksional.
      Suasana konseling terasa menyenangkan apabila konselor dan klien benar-benar menghayati jalanya proses konseling dan fokus pada tujuan konseling yang sesungguhnya.
       Dari segi pendekatan dan teknik, konseling ini mempunyai kelebihan dalam metode kontrak, metode ini membantu konseli untuk memikul tanggung jawab pribadi terhadap hasil-hasil koseling.
      Kelebihan lain dari pendekatan ini adalah penentangan terhadap konseli untuk menyadari putusan dini yang dibuatnya semenjak kecil. Karena sebagian besar manusia menyembunyikan putusan-putusan dini mengenai nilai diri sendiri dan  kekuatan pribadi, mereka gagal mencapai kesepakatan dengan kekuatan pribadinya karena mereka lekat pada pesan-pesan orang tua yang terus diulangnya dalam memorinya, hal inilah yang menyebabkan individu berada dalam keterbelengguan emosional.

2.    Kelemahan konseling analisis transaksional
Dalam konseling ini konselor dituntut untuk lebih aktif mengungkap permasalahan konseli, masalah yang mungkin muncul adalah konseli menutup-nutupi masalah, bersikap tertutup dan tidak jujur. Sehingga tujuan konseling tidak akan tercapai
      Dari segi pendekatan, analisis transaksional lebih berorientasi pada aspek kognisi, apabila konselor tidak berhati-hati maka konselor akan terjebak pada praktek-praktek yang mengabaikan emosional.










BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Konseling analisis transaksional merupakan model konseling yang mengarah hubungan interaksional. Jadi permasalah yang dibahas dalam model konseling ini adalah masalah yang muncul dalam  proses transaksi antar individu, atau individu dalam kelompoknya.
Setiap individu memiliki status ego yang berkembang sesuai situasi lingkungan yang dilalui oleh masing-masing individu tersebut  yaitu:
Ø  Status ego anak
Ø  Status ego dewasa, dan
Ø  Status ego orang ua
Bentuk-bentuk trabsaksi:
1.    Transaki searah
2.    Transaksi silang, dan
3.    Transaksi terselubung

B.   Saran
Bentuk terapi konseling yang dibahas dalam makalh singkat ini dapatdigunakan untuk terapi klien yang mengalami permasalah dalam proses transaksi. Dalam penerapan model konseling ini hendaknya konselor memiliki keahlian dan kerampilan yang benar-benar sesuai dan profesional pada bidangnya.








DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur.2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Dewa Ketut Sukardi.1984.Pengantar Teori Konseling. Jakarta:Ghalia  Indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar